Rabu, 05 Oktober 2011

Puisi Habibie untuk Ainun

Suka sekali sama puisinya Pak Habibie untuk almarhumah istrinya ini. Sederhana, tapi maknanya amat dalam. Pak Habibie tetap menjadi dirinya yang tak sempurna, dan justru menjadi sempurna ketika cintanya bersatu abadi dengan cinta sang istri. Di sana, Pak Habibie juga masih menyatakan bahwa nalurinya sebagai laki-laki sama dengan laki-laki lain pada umumnya, yaitu senang tergiur dengan wanita lain. Namun hebatnya semua rasa itu diredam karena arti yang mendalam pada pernikahan mereka. Andai saja, semua laki-laki dapat dengan sederhana mencintai satu perempuan saja, pasti akan lebih adil. Karena semua kebagian satu, masing-masing. Puisi yang indah lahir dari cinta yang tulus ikhlas, dari seorang laki-laki yang sederhana, untuk sebuah keabadian. Saya berdoa, semoga kelak cinta ini akan kekal sampai kehidupan selanjutnya. Amin.


"Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,

dan kematian adalah sesuatu yang pasti,

dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,

aku sangat tahu itu.



Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,

adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,

sekejap saja,

lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,

hatiku seperti tak di tempatnya,

dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.



Kau tahu Sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.



Pada airmata yang jatuh kali ini,

aku selipkan salam perpisahan panjang,

pada kesetiaan yang telah kau ukir,

pada kenangan pahit manis selama kau ada,

aku bukan hendak mengeluh,

tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini.



Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu Sayang,

tanpa mereka sadari,

bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,

tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,

kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.



Selamat jalan,



Kau dariNya, dan kembali padaNya,

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.



Selamat jalan Sayang,

cahaya mataku, penyejuk jiwaku.



Selamat jalan,

calon bidadari surgaku."







"Kau jaga slalu hatimu, saat jauh dariku, tunggu aku kembali. Ku mencintaimu slalu, menyayangimu sampai, akhir menutup mata..." (penggalan lirik lagu oleh Seventeen Band)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Send me your words